Oke min saya ingin menulis cerita pilu, senang, keras di tempat saya bekerja. Walau saya beberapa kali tinggal di luar negeri, bagi saya yang merubah hidup saya hanya di Jepang saja.
Berawal saya memulai kerja di sebuah restoran di Provinsi Aichi. Saya masih selengean, gk tw apa2, terlalu banyak bercanda, dll memulai bekerja di restoran ini, saya bekerja di bagian pengukus, pembuatan kuah2, dan perebusan makanan. Dgn atasan saya yg baik dan partner yg supple.
Saya msh bodoh dalam bahasa dan selengean dalam bekerja. Saya banyak melakukan kesalahan dan berusaha membenarkan kesalahan saya dalam bekerja. Selang waktu 6 bulan bekerja atasan saya yg baik dimutasi ke cabang lain, dan ada salah satu atasan saya yg paling benci saya naik pangkat jd kepala dapur pada saat itu.
Setelah dia naik pangkat, disitulah penderitaan saya dimulai. Atasan ini menyuruh saya untuk bisa menangani tempat lain namun beliau tidak mengajarkan apapun. Otomatis saya belajar dlu dgn memperhatikan pekerjaan itu, namun hal tsb dilarang oleh atasan saya, setiap hari saya dimarahi, setiap hari saya disalahkan atas kesalahan orang lain. Terkadang dia memukul kepala saya, dan pernah sekali saya ditendang badan saya hingga tersungkur ke lantai.
Saya hampir menghajarnya, namun saya memiliki sumpah dan janji pada diri saya sendiri agar menyelesaikan kontrak ini tanpa masalah yg berarti. Dan di tahun kedua saya sudah menguasai tempat saya bekerja, saya disuruh memasak dashimaki (telur gulung jepang) tanpa ajaran. Kali pertama gagal, dan saya tidak diijinkan memasak dashimaki lagi.

Saya berfikir bagaimana caranya agar bisa dan mahir. Pada akhirnya ketika beliau libur, saya meminta ijin kpd wakil kepala dapur dan karyawan senior jepang untuk melatih saya hingga bisa. Saya membawa telur sendiri, dan berlatih sebanyak mungkin.
Ketika libur saya meminta tolong ke kepala dapur di cabang lain agar melatih saya. Dan pada akhirnya bisa, lalu saya tunjukan ke beliau saya telah bisa, dan setiap 1 tugas kewajiban dapat saya lakukan, berubah menjadi tugas saya.
Sedikit demi sedikit pemikiran beliau tentang saya yg tidak bisa apa2 berubah menjadi lebih baik, saya menjadi cukup diandalkan. Saya jg melakukan hal yg sama ketika saya ingin bisa membuat sushi. Dan di tahun terakhir saya memaksimalkan kinerja saya, di bulan2 terakhir menjelang pulang, saya melakukan banyak kerjaan dan saya lakukan sendiri.
Ketika saya diperlakukan tidak baik, saya dihibur dan diperhatikan oleh orang sekitar. Saya punya ibu dan ayah angkat di sini karena atasan memperlakukan saya dgn sangat beda. Ibu dan ayah angkat saya memperhatikan saya memberikan segala kebutuhan saya di luar kerjaan.
Mereka yg terbaik, dan yg tidak kalah menarik banyak yg mensupport saya ketika saya di puncak stress. Ketika saya di puncak stress saya, tiba2 ada seorang ibu juga memeluk saya sampai saya tenang. Hal2 sepele menjadi sangat dibutuhkan saat itu.
Sifat atasan yang seenaknya, kekanak-kanakan, urakan, tidak mendidik saya jadikan pelajaran agar saya menjadi sosok lebih baik.
Saya juga masih banyak ngeluh dan ngedumel tentang perlakuan atasan kpd saya. Tapi saya percaya 1 hal, ketika ikhlas, berusaha dan balas dengan kebaikan akan meluluhkan hati seseorang, sekeras apapun. Akhirnya skrg pas 2 bulan sebelum pulang beliau menyadari apa yg beliau lakukan dan sekarang beliau memperlakukan saya dengan baik karena usaha dan kinerja maksimal yg saya berikan utk beliau.
Tips dari saya: sebenci apapun atasanmu, berapa banyak rasa sakit yang kamu terima dari atasanmu, seberapa keras hantaman yang kamu terima dari atasanmu.

Balaslah dgn keikhlasan, kerja keras, kedisiplinanmu. Karena suatu saat atasanmu menyadari betapa hebatnya dirimu dapat bertahan di banyak situasi dan kondisi serta dapat mengatasinya tanpa perlu bantuan orang lain. Rasa sakit, rasa pedih dan menyiksa itu dapat mengubahmu menjadi org lebih baik atau lebih jahat.
Cerita ini ditulis oleh salah satu kenshuusei yang identitasnya tidak ingin dipublikasikan. Hanya untuk share pengalaman dan pembelajaran kepada kouhaitachi. Arigatou Gozaimasu.